Sunday, September 26, 2010

~ SaBAr

Posted by ahmad bukhori


Abdullah Saleh Hadrami

Allah Subhanahu Wa Taala berfirman: Dan sesungguhnya telah Kami buat dalam Al-Quran ini segala macam perumpamaan untuk manusia. Dan sesungguhnya jika kamu membawa kepada mereka suatu ayat, pastilah orang-orang yang kafir itu akan berkata: Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka.
Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau) memahami.
Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.
(Surat 30 Ar-Ruum (Bangsa Romawi) Ayat 58-60)



Kandungan Ayat:

- Ayat ini adalah seruan untuk seluruh manusia tanpa pandang agama, suku, ras, warna kulit dan bangsa.
- Ayat ini sama dengan ayat-ayat sebelumnya tentang perumpamaan-perumpamaan yang Allah berikan kepada manusia untuk mendekatkan dan memudahkan dalam memahami sesuatu.
- Orang-orang kafir telah tertutup hatinya sehingga melihat kebenaran sebagai kabathilan dan melihat kebathilan sebagai kebenaran.
- Mereka selalu mengganggu dan menyakiti dengan ucapan buruk dan perbuatan jahat setiap orang yang berusaha untuk mengamalkan ajaran agama.
- Mereka adalah orang-orang yang kebodohannya telah melampaui batas dan jauh dari kebaikan.
- Kita harus bersabar dalam berdakwah apabila menjumpai orang-orang semacam itu, karena mereka selalu ada dan pasti ada.
- Kita harus meyakini bahwa janji Allah adalah benar dan semua usaha kita tidaklah sia-sia bahkan Allah pasti membalasinya dengan sempurna.
- Apabila kita meyakini ini maka semua rintangan yang menghadang kita di medan dakwah adalah ringan dan menjadi mudahlah semua kesulitan.
- Janganlah orang-orang yang lemah iman dan keyakinannya itu menjadikan kita gelisah, karena apabila kita gelisah dan terpengaruh olehnya maka hal ini akan melemahkan semangat kita dan menimbulkan kegoncangan dalam jiwa yang mengakibatkan kita putus asa dan meninggalkan medan dakwah.
- Apabila terjadi demikian mereka semakin senang dan bertambah mengolok-olok kita karena dianggapnya kita tidak istiqomah dan tidak mempunyai prinsip dan inilah sebenarnya yang mereka cari.
- Orang mukmin yang berkeyakinan kuat dan berakal cerdas adalah mudah bagi mereka untuk selalu bersabar.
- Orang yang lemah iman dan keyakinannya adalah sulit bagi mereka itu untuk bersabar

~ KiTa PeRluKAn AlLah Dan AlLaH TiDAk PerLUkaN KitA

Posted by ahmad bukhori


Abdullah Saleh Hadrami

Allah Taala berfirman: Hai manusia, kamulah yang berkehendak () kepada Allah; dan Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.
Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu).
Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.?

(Surat 35 Fathir (Pencipta) Ayat 15-17)


Kandungan Ayat:

- Ayat ini adalah seruan untuk seluruh manusia tanpa pandang agama, suku, ras, warna kulit dan bangsa.
- Kita semua adalah fakir dan sangat membutuhkan Allah.
- Kita semua sangat membutuhkan bantuan, rezki dan nikmat dari Allah.
- Kita semua sangat membutuhkan agar Allah menjauhkan dari kita keburukan, bencana, musibah dan segala yang tidak menyenangkan.
- Kita semua sangat membutuhkan tarbiyah dan pemeliharaan Allah dalam segala hal.
- Kita semua sangat membutuhkan Allah sebagai Tuhan yang diibadahi dan dicintai agar jiwa dan hati kita selalu hidup dan tidak mati.
- Kita semua sangat membutuhkan ilmu dari Allah untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.
- Pada intinya kita semua sangat fakir dan membutuhkan Allah dalam segala aspek kehidupan.
- Orang yang beruntung dan sukses adalah orang yang selalu menyadari kefakiran dan kebutuhannya kepada Allah dan iapun selalu memohon bantuan, pertolongan dan petunjukNya agar bisa menyelesaikan semua urusannya dengan lancar dan baik serta tidak pernah putus asa sedikitpun.
- Orang inilah yang berhak mendapatkan pertolongan yang sempurna dari Rabb dan Tuhannya Yang Maha Penyayang diantara penyayang dan lebih sayang kepada hambaNya dari seorang ibu kepada putranya.
- Allah adalah Maha Kaya yang sangat sempurna kekayaanNya dari segala sisi sehingga tidak membutuhkan sedikitpun kepada makhlukNya.
- Diantara bukti kekayaanNya adalah Dia yang memberikan kekayaan dan kecukupan kepada makhlukNya di dunia dan akhirat.
- Allah adalah Maha Terpuji dalam takdirNya, syariatNya dan semua perbuatanNya.
- Allah adalah Maha Terpuji dalam nama-nama dan sifat-sifatNya.
- Dia Maha Terpuji dalam kekayaanNya dan Maha Kaya dalam keterpujianNya.
- Allah Maha Kuasa untuk membinasakan kita dan mengganti dengan manusia lain yang lebih taat dan patuh kepada Allah dari kita.
- Ini adalah ancaman keras untuk kita semua dan bahwasanya Allah mampu melakukan itu apabila Dia menghendakinya.
- Ini juga merupakan bukti akan adanya hari kebangkitan dan pembalasan dan bahwasanya Allah mampu untuk membangkitkan kembali setelah kematian.
- Semua ini adalah mudah dan tidak sulit bagi Allah.

Saturday, September 18, 2010

~ MaHeR ZaIn LIVE In MAlaYsiA

Posted by ahmad bukhori



Dibawakan khas untuk anda! Showcase Maher Zain, “Save The Soul”

Untuk dapatkan tiket, hubungi :

1) Raudhatus Sakinah, 03-4108 9669 (Pn Izahana / En Abdullah Omar)
...
2) In-Team Records, 03-6273 6393 / 017-668 1885 (En Fairus)

3) My Event Enterprise, 03-5511 0650 (En Roslan / En Naizi)

* Harga tiket : RM70, RM100, RM150, RM200

Friday, September 10, 2010

~ SeLAMAt HaRi RAya EiDulFItRi

Posted by ahmad bukhori



assalamualaikum w.b.t..
alhamdulillah ana myambut hari ulangthun ana pd hri trakhir ramadhan yg mulia ini..
di kesempatan ini ana susun 10 jari dan mohon apuan atas sgla khilaf..

Thursday, August 19, 2010

~ MeREnUnGkAN Al-QuRAn

Posted by ahmad bukhori



Merenungkan makna al-Qur’an pada prinsipnya adalah dengan cara mentadabburi dan memikirkannya. Seorang yang bagus bacaannya adalah apabila hatinya telah melunak dengan kalam Rabbnya, konsentrasi dalam mendengarkan dan menghadirkan segenap hati terhadap makna-makna sifat dari Dzat yang berbicara kepadanya, memperhatikan kekuasaan Nya, meninggalkan ketergantungan terhadap pengetahuan dan akalnya, melepas segala rasa keberdayaan dan kekuatan diri, mengagungkan Dzat yang berfirman kepadanya, merasa hina dengan kemampuan pemahaman nya. Dengan kondisi yang istiqamah dan hati yang bersih, dengan kekuatan ilmu, kesungguhan pendengaran untuk memahami firman-Nya, seakan-akan menyaksikan jawaban yang Ghaib. Juga dengan doa orang yang merendah diri, merasa banyak kekurangan dan merasa miskin, serta dengan menanti pertolongan dari Dzat yang Maha Menolong dan Maha Tahu, dan dengan memohon pertolongan kepada-Nya agar bacaannya membawa dirinya kepada pemahaman makna. Dia menghadirkan sifat dari Dzat yang berbicara , berupa janji-Nya dengan penuh kerinduan, ancaman-Nya dengan perasaan takut dan peringatan-Nya dengan kesungguhan.

Allah subhanahu wata’alaberfirman,
”Orang-orang yang telah kami beri al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.” (QS.al-Baqarah:121)


Dan orang inilah yang merupakan rasikh fil ilm atau mendalam ilmunya, semoga Allah subhanahu wata’ala menjadikan kita termasuk golongan orang seperti ini. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
”Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).” (QS. al-Ahzab: 4). (Al-Burhan, Az-Zarkasyi 2/197)


Selayaknya bagi orang yang membaca al-Qur’an untuk meresapi setiap ayat sesuai dengan konteksnya, serta berusaha memahaminya. Jika dia membaca ayat,artinya,
“Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi.” (QS.al:An’am:1).

Maka hendaknya dia menyadari betapa agungnya Allah subhanahu wata’ala, dan terlintas di benaknya kekuasaan Allah subhanahu wata’alaƒndan segala apa yang Dia kehendaki. Kemudian jika membaca ayat, artinya,
”Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah (air mani) yang kamu pancarkan. (QS. 56:58)

Maka hendaknya berfikir bagaimana nuthfah (air mani) dapat berubah menjadi bagian-bagian daging dan tulang. Dan jika membaca ayat tentang keadaan orang-orang yang diadzab hendaknya merasakan takut tertimpa, jika lalai dari mengerjakan perintah-perintah Allah.

Dan selayaknya seseorang yang membaca al-Qur’an mengetahui bahwa dirinya adalah yang sedang menjadi obyek sasaran dari pembicaraan al-Qur’an itu, dan dirinyalah yang mendapat ancaman. Dan kisah-kisah yang ada bukan sekedar membawakan cerita belaka, namun ia memberikan pelajaran. Maka ketika itu dia membaca al-Qur’an seperti membaca nya seorang budak, dan dirinya sedang menjadi sasaran dari tulisan tuannya. Maka hendaklah dia merenungkan al-Kitab dan mengamal kan apa yang menjadi tuntutannya. (MukhtasharMinhaj al-Qasidin, halaman 68)

Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata,
“Merupakan kewajiban bagi siapa saja -yang dikhususkan oleh Allah Ta’ala dengan menghafal al-Qur’an- agar membaca dengan bacaan yang sebenarnya (haqqa tilawatih), mentadabburi dengan hakikat ibrah dan pelajarannya, memahami segela keistimewaannya dan mencari tahu apa yang asing baginya.” (al-Jami’ liahkam al-Qur’an 1/ 2)


Al-Hakim at-Tirmidzi rahimahullah berkata tentang kemuliaan al-Qur’an,
“Hendaknya dibaca dengan tenang, pelan-pelan dan tartil, dan merupakan kemuliaan al-Qur’an hendaknya (dalam membaca) dengan mencurahkan ingatan dan segenap pemahaman sehingga dapat mencerna apa yang difirmankan itu. Termasuk memuliakan al-Qur’an juga hendaknya berhenti pada ayat-ayat janji (wa’d) dan berharap kepada Allah subhanahu wata’ala serta memohon keutamaan dari-Nya, berhenti pada ayat ancaman (wa’id) dan memohon perlindungan kepada Allah darinya.” (al-Jami’ liahkam al-Qur’an 1/27, dan dinisbatkan ke kitab Nawadir al-Ushul)


Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Apabila membaca al-Qur’an dengan tafakkur sehingga tatkala melewati ayat yang dia (pembaca) butuh terhadap ayat itu untuk mengobati hatinya, maka hendaknya dia mengulang-ulang ayat itu meskipun seratus kali, bahkan meskipun semalam suntuk. Karena membaca satu ayat dengan tafakkur dan pemahaman, lebih baik daripada menghatamkan bacaan dengan tanpa tadabbur dan pemahaman. Dan juga lebih bermanfaat bagi hati, lebih dapat menghantarkan kepada tercapainya kesempurnaan iman serta rasa manisnya al-Qur’an.?¨ (Miftah Dar as-Sa’adah, hal 402)

Ibnu Muflih rahimahullah berkata, “Berkata al-Qadhi, “Kriteria minimal tartil adalah dengan meninggalkan ketergesaan dalam membaca al-Qur’an, dan yang sempurna adalah tartil di dalam membaca, merenungi ayat-ayat itu, memahaminya, serta mengambil pelajaran darinya meskipun sedikit di dalam membaca, dan ini lebih baik daripada terus membaca dengan tanpa pemahaman sama sekali.”

Sementara Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata,
“Seseorang yang membaca al-Qur’an hendaknya memperbagus suaranya dan membacanya dengan rasa takut dan dengan tadabbur, dan ini merupakan makna dari sabda Nabi, “Tidak pernah Allah menyeru dengan sesuatu seperti menyerunya kepada Nabi agar membaguskan suara dan memperindah dalam membaca al-Qur’an dengan mengeraskannya.”
(HR. al-Bukhari no.5024, Muslim no. 297,233, an- Nasai, 2/180, Abu Dawud no.1473 dari hadits Abu Hurairah). (al-Adab asy- Syar’iyyah).

Imam as-Suyuthi rahimahullah menyifati wukuf (merenungi) makna-makna al-Qur’an dengan perkataannya,
“Hendaknya hati sibuk memikirkan makna-makna ayat yang dilafadzhkan, sehingga mengetahui masing masing ayat, lalu merenungkan perintah-perintah dan larangan-larangannya, serta berkeyakinan untuk menerima itu semua. Jika pada masa lalu ia termasuk orang yang tidak perhatian terhadap masalah itu, maka dia meminta ampun dan beristighfar, jika melewati ayat rahmat maka dia gembira dan memohonnya, atau melewati ayat adzab maka merasa takut dan meminta perlidungan, atau melewati ayat tentang penyucian atau tasbih kepada Allah subhanahu wata’ala, maka hendaknya menyucikan dan mengagungkan-Nya, atau melewati ayat yang berisikan doa, hendaknya merendah diri dan memintanya. (al-Itqan fi Ulum al-Qur’an 1/ 140)

Berkata al-‘Allamah as-Sa’di rahimahullah,
“Dan selayaknya dalam masalah itu (membaca al-Qur’an) hendaknya menjadikan makna sebagai tujuan, sedangkan lafazh adalah sebagai sarana untuk memahami makna, maka hendaknya melihat kepada siyaqul kalam (arah pembicaraan) serta kepada siapa pembicaraan itu ditujukan, lalu mempertemukan antara yang dia baca itu dengan pendapatnya dalam tempat (ayat) yang lainnya. Dan hedaknya dia mengetahui bahwa al-Qur’an ditujukan untuk memberi petunjuk kepada manusia baik yang ‘alim maupun yang bodoh, yang ada di kota maupun yang ada di pelosok. Barang siapa yang mendapatkan taufik untuk itu maka tidak ada yang tersisa pada dirinya kecuali akan memberikan perhatian untuk mentadabburi dan memahaminya, akan banyak memikirkan lafazh dan maknanya, kewajiban-kewajiban dan kandungan nya, serta petunjuknya baik yang diucapkan atau yang difahami. Jika seorang memang telah mencurahkan seluruh perhatian dalam masalah ini maka Allah subhanahu wata’ala akan memuliakan sebagian di antara hamba-Nya, dan Allahƒnsubhanahu wata’ala tentu akan membukakan ilmu-Nya berupa hal-hal yang tadinya tidak mampu dia usahakan. (Taisir al-Karim ar-Rahman, 12)


Oleh karena itu selayaknya keinginan atau motivasi terbesar orang shalih, baik di bulan Ramadhan atau selainnya, adalah berapa banyak al-Qur’an memberikan pengaruh dalam sikap? Bukan sekedar berapa banyak menghatamkan al-Qur’an.

Sumber: kitab, “Tadabbur al-Qur’an” karya Salman bin Umar al-Sunaidy [alsofwah]

Sunday, July 25, 2010

~ Oo..SaHAbaT Ku MeRAyu...

Posted by ahmad bukhori



alhamdulillah sungguh bmakna bgku cuti sem kali ni...
cuti sem slma 2 bulan x disia2 kn begitu shj,bnyak dpt manfat dr nye..
isu palestin bnyak menyedarkan diriku ttg kehidupan ini,
duhai sahabat..sebarkan lah berita ttg umat Islam di palestina,
moga ramai yg mengambil iktibar drnya,
kalian lihatlah nasib mereka,sesungguhnya mereka berada dlm kesusahan,
namun semangat mereka tak penah padam untk mmbebas palestina mereka dr dijajahi,
sesungguhnya mereka masih berpegang pada agama Allah yg suci ini.
bagaimanakah kita?benarkah kita membela agama Allah di bumi Malaya ini?
mengapakah kita tidak seperti mereka di Gaza?mengapa kita tidak berjuang untuk mempertahankn agama Allah ini di bumi Malaya sprti di Gaza?mengapa kita tidak mahu berada dlm tarbiah?mengapa!
MALULAH KALIAN! MALULAH! MALULAH!!
kalian hanya menipu diri kalian sendiri,kalian katakan cintakan palestina!
kalian katakn cinta pada agama Allah ini!
tetapi kalian tidak menunaikan solat! kalian tidak mendengar perintah Allah!
kalian masih berseronok! kalian masih inginkan keseronokan duniawi!
MALULAH! MALULAH! MALULAH!

AYOLAH KALIAN! AYOLAH! AYOLAH!!
Ayolah berada dlm tarbiyyah,bngkitkanlah semngat jihadmu!
sesungguhnya Allah bersama-sama dgn kita..
firman Allah S.W.T
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. 47:7)
Ayohlah bangkitkan ad-deen Islam..
ayolah sahabatku!..ku merayu padamu,
sesungguhnya aku mencintai mu lebih drpd diriku,
ayohlah kita bersama berjuang menegakkn ad-deen ini,
sesungguhnya ku inginkan ikatan ukhuwwah kita kekal berpanjangn,
kerna itulah aku sentiasa mengajak mu kearah jalan da'wah ini,
fahamilah daku!aku menyayangimu wahai sahabatku!
ketahuilah! ketahuilah! ketahuilah sahabatku!!



Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah...
ku bsyukur kpd-Mu Ya Allah krn masih berada dlm tarbiah ini..
ku doakan moga ikhwah/akhawat sekalian berada dlm tarbiah ini untk selamanya,
hingga ke akhir hayat,
sesungguhnya perjuangn ini amat perit dan tiada kesudahan nya,dan ingatlah! sesungguhnya da'wah ini adlh warisan nabi dan para sahabat..
ayolah! kita bersama mewarisi warisan ini untk kesejahteraan bersama...
sesungguhnya Allah sentiasa bersama kita...


Ya ALLAH,ku harap ramadhan kali ini lbeh bermakna dr ramadhan yg
lalu,berikan lah daku hidayah,berikan ku nikmat ramadhan ini,
ku pohon ampunan-Mu Ya Rabb...
ku pohon ribuan keampunan kpd mu wahai sahabat2 skalian..
maafkn diriku diatas kelemahan diriku,
selamat mujhadah ku ucapkan,
selamat menjalani ibadah puasa...
tpksa ku pergi meningglkan ruangan ini seketika,
sehingga kita ketemu lg dilain wktu..
inshaAllah...
wassalam...

~ HikMAh RaMadHan

Posted by ahmad bukhori




"Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu puasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu,supaya kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa." (S.al-Baqarah:183)

PUASA menurut syariat ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya) semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari,dengan disertai niat ibadah kepada Allah,karena mengharapkan redho-Nya dan menyiapkan diri guna meningkatkan Taqwa kepada-Nya.

RAMAHDAH bulan yang banyak mengandung Hikmah didalamnya.Alangkah gembiranya hati mereka yang beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bukan sahaja telah diarahkan menunaikan Ibadah selama sebulan penuh dengan balasan pahala yang berlipat ganda,malah dibulan Ramadhan Allah telah menurunkan kitab suci al-Quranulkarim,yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan untuk membedakan yang benar dengan yang salah.

Puasa Ramadhan akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang, pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin, terthindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri sendiri, dsb.

Meskipun makanan dan minuman itu halal, kita mengawal diri kita untuk tidak makan dan minum dari semenjak fajar hingga terbenamnya matahari,karena mematuhi perintah Allah.Walaupun isteri kita sendiri, kita tidak mencampurinya diketika masa berpuasa demi mematuhi perintah Allah s.w.t.

Ayat puasa itu dimulai dengan firman Allah:"Wahai orang-orang yang beriman" dan disudahi dengan:" Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa."Jadi jelaslah bagi kita puasa Ramadhan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan.Untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah kita diberi kesempatan selama sebulan Ramadhan,melatih diri kita,menahan hawa nafsu kita dari makan dan minum,mencampuri isteri,menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia,seperti berkata bohong, membuat fitnah dan tipu daya, merasa dengki dan khianat, memecah belah persatuan ummat, dan berbagai perbuatan jahat lainnya.Rasullah s.a.w.bersabda:

"Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah menghentikan omong-omong kosong dan kata-kata kotor."
(H.R.Ibnu Khuzaimah)

Beruntunglah mereka yang dapat berpuasa selama bulan Ramadhan, karena puasa itu bukan sahaja dapat membersihkan Rohani manusia juga akan membersihkan Jasmani manusia itu sendiri, puasa sebagai alat penyembuh yang baik. Semua alat pada tubuh kita senantiasa digunakan, boleh dikatakan alat-alat itu tidak berehat selama 24 jam. Alhamdulillah dengan berpuasa kita dapat merehatkan alat pencernaan kita lebih kurang selama 12 jam setiap harinya. Oleh karena itu dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita dapat bekerja dengan lebih teratur dan berkesan.

Perlu diingat ibadah puasa Ramadhan akan membawa faaedah bagi kesehatan
rohani dan jasmani kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia sahaja.

Allah berfirman yang maksudnya:

"Makan dan minumlah kamu dan janganlah berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (s.al-A'raf:31)

Nabi s.a.w.juga bersabda:

"Kita ini adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan tidak kenyang."

Tubuh kita memerlukan makanan yang bergizi mengikut keperluan tubuh kita. Jika kita makan berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa muzarat kepada kesehatan kita. Boleh menyebabkan badan menjadi gemuk, dengan mengakibatkan kepada sakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya. Oleh itu makanlah secara sederhana, terutama sekali ketika berbuka, mudah-mudahan Puasa dibulan Ramadhan akan membawa kesehatan bagi rohani dan jasmani kita. Insy Allah kita akan bertemu kembali.

Allah berfirman yang maksudnya:

"Pada bulan Ramadhan diturunkan al-Quran
pimpinan untuk manusia dan penjelasan keterangan dari pimpinan kebenaran
itu, dan yang memisahkan antara kebenaran dan kebathilan. Barangsiapa menyaksikan (bulan) Ramadhan, hendaklah ia mengerjakan puasa.

(s.al-Baqarah:185)

Thursday, July 22, 2010

~ BeBEraPA JaWApaN TuHAn MeNGEnAi MaSAlAh ManUsiA

Posted by ahmad bukhori


Soalan : Adakah aku sudah dikira beriman?

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."

QS. al-'Ankabut (29) : 3-4


Soalan : Kenapa aku tidak dapat apa yang aku idamkan?

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

QS. al-Baqarah (2) : 216


Soalan : Kenapa susah sangat ujian ini?

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya....."

QS. al-Baqarah (2) : 286


Soalan : Aku rasa kecewa? Tertekan? Lemah semangat?

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."

QS. Ali Imran (3) : 139


Soalan : Bagaimana harus aku menghadapinya?

"Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan) dan kuatkanlah kesabaranmu (lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan) dan tetaplah bersedia (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan)."

QS. Ali Imran (3) : 200


"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk."

QS. al-Baqarah (2) : 45



Soalan : Apa yang aku dapat daripada semua ini?
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka."

QS. at-Taubah (9) : 111


Soalan : Kepada siapa aku berharap?
"....Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal...,"

QS. at-Taubah (9) : 129


Soalan Terakhir : Ah..aku tidak tahan! Aku dah bosan!!

".....dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir".

QS. Yusuf (12) : 87

Tuesday, July 20, 2010

~ AiR MatA OranG-OrANg ShaLIh

Posted by ahmad bukhori


Dari Sufyan ats-Tsauri -Rahimahullah bahwa ia berkata, "Aku menemui Ja'far ash-Shadiq -Rahimahullah lalu aku katakan kepadanya, 'Wahai putra Rasulullah, berwasiatlah kepadaku!'
Beliau berkata:
"Wahai Sufyan, orang yang banyak dusta tidak punya harga diri,
orang yang banyak dengki tidak memiliki ketentraman,
orang yang suka bosan tidak punya saudara,
dan orang yang buruk akhlaknya tidak punya penolong."
Aku berkata, 'Wahai putra Rasulullah, tambahkan kepadaku.'
Beliau berkata:
"Wahai Sufyan, jauhilah hal-hal yang diharamkan Allah, maka kamu menjadi seorang 'abid (ahli ibadah).
Ridhalah dengan apa yang Allah bagikan kepadamu, maka kamu menjadi seorang muslim (yang sejati).
Pergaulilah manusia dengan apa yang kamu suka bila mereka memperlakukanmu, maka kamu menjadi seorang mukmin (yang sejati),
dan jangan bergaul dengan orang yang suka berbuat dosa sehingga ia mengajarkan perbuatan dosanya ke-padamu.
Seseorang itu tergantung agama kekasihnya. Oleh karena itu hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan, dengan siapakah ia bergaul.
Dan mintalah saran dalam urusanmu kepada orang-orang yang takut kepada Allah."
Aku berkata, 'Wahai putra Rasulullah, tambahkan kepadaku!'
Beliau berkata:
"Wahai Sufyan, barangsiapa yang ingin hidup mulia dengan tanpa sanak kerabat,
dan kewibawaan tanpa kekuasaan,
maka hendaklah ia keluar dari kehinaan kemaksiatan menuju kemuliaan ketaatan."
Aku katakan, 'Wahai putra Rasulullah, tambahkan kepadaku!'
Beliau berkata:
"Ayah mendidikku dengan tiga perkara, beliau berkata kepadaku, 'Wahai putraku, barang-siapa yang berteman dengan teman yang buruk maka ia tidak akan selamat,
barangsiapa yang memasuki gerbang keburukan maka ia akan dituduh (telah melakukan keburukan)
dan barangsiapa yang tidak bisa menahan lisannya maka ia akan menyesal'."

Zainal Abidin bin Ali bin al-Husain -Rahimahullah jika berwudhu dan selesai dari wudhunya, maka ia ketakutan. Ketika dia ditanya mengenai hal itu, maka dia menjawab, "Kasihan kalian, tahukah kalian kepada siapa aku akan berdiri dan kepada siapa aku hendak bermunajat?"

Al-Mughirah berkata, "Aku keluar pada suatu malam setelah manusia sudah tidur pulas. Ketika aku melewati Malik bin Anas RA, ternyata aku berdiri bersamanya untuk melaksa-nakan shalat. Ketika selesai dari membaca al-Fatihah, ia mulai membaca,
'Bermegah-megahan telah melalaikan kamu' (At-Takatsur: 1)

hingga sampai ayat,
'Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenik-matan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu),' (At-Taka-tsur: 8)

Maka ia menangis dalam waktu yang lama. Ia terus membacanya berulang-ulang dan menangis. Apa yang aku dengar dan aku lihat darinya telah melupakanku dari keperluanku yang karena-nya aku keluar. Aku masih tetap berdiri, sedangkan dia terus membacanya berulang-ulang sambil menangis hingga terbit fajar. Ketika ia mengetahui sudah fajar, maka ia rukuk. Kemudian aku pulang ke rumah, lalu berwudhu, lalu berangkat kembali ke masjid. Ternyata ia sedang berada di majelisnya dan orang-orang berada di sekitarnya. Pada pagi harinya, aku memandangnya. Ternyata aku melihat wajahnya telah diliputi cahaya dan ke-indahan."

Al-Hafizh Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa asy-Syafi'i suatu hari membaca firmanNya,
"Ini adalah hari keputusan; (pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadapKu. Kece-lakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang men-dustakan." (Al-Mursalat: 38-40).

Maka ia terus menangis sampai pingsan; Semoga Allah merahmatinya.*
Umar bin Abdil Aziz RA berkata kepada seorang ulama, "Berilah nasihat kepadaku!" Ulama itu berkata, "Bertakwalah ke-pada Allah karena engkau akan mati." Umar berkata, "Tambah-kan kepadaku!" Ia berkata, "Tidak ada seorang pun dari nenek moyangmu hingga Adam melainkan telah merasakan kematian. Dan kini tiba giliranmu." Umar pun menangis karenanya.

Umar bin Abdil Aziz RA biasa mengumpulkan para ulama dan fuqaha' pada setiap malam untuk saling mengingatkan kematian dan Kiamat. Kemudian mereka menangis seolah-olah ada jenazah di tengah-tengah mereka.

Mu'adzah al-Adawiyyah RA** jika tiba siang hari, ia berkata, "Ini adalah hari di mana aku akan mati." Lalu ia tidak tidur hingga sore hari. Ketika tiba malam hari, ia berkata, "Ini adalah malam di mana aku akan mati." Lalu ia tidak tidur kecuali se-bentar. Ia shalat dan menangis hingga pagi. Ia pernah berkata, "Sungguh mengherankan bagi mata yang selalu tidur, padahal ia telah mengetahui akan adanya tidur panjang di dalam kubur yang gelap."

Hammad bin Salamah berkata, "Tsabit membaca,
'Apakah kamu kafir kepada (Rabb) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna,' (Al-Kahfi: 37)
pada shalat malam sambil menangis dan mengulang-ulangnya."***

Tsabit al-Bunani RA**** berkata, "Tidak ada sesuatu pun yang aku jumpai dalam hatiku yang lebih lezat daripada qiyamul lail. Seandainya kaum yang celaka mencobanya, niscaya mereka me-ngetahui rahasia kebahagiaan yang sebenarnya."

Hammad bin Zaid berkata tentang Tsabit al-Bunani, "Aku melihat Tsabit menangis hingga tulang-tulang rusuknya ber-selisih." Raghib al-Qathan menuturkan dari Bakr al-Muzani, "Barangsiapa yang ingin melihat orang yang paling gemar ber-ibadah di zamannya, maka lihatlah Tsabit al-Bunani."

Qatadah berkata, " Menjelang kematiannya,Amir bin Qais RA menangis. Ditanyakan kepadanya, 'Apakah yang membuat-mu menangis?' Ia menjawab, 'Aku tidak menangis karena ber-sedih terhadap kematian dan tidak pula karena menginginkan harta duniawi. Tetapi aku menangisi kehausan di tengah hari (yakni puasa) dan qiyamul lail."*****
Ibunya berkata kepadanya pada suatu hari, "Orang-orang sedang tidur, mengapa kamu tidak tidur?" Ia menjawab, "Neraka Jahanam tidak membiarkanku tidur."

Tsabit al-Bunani RA berkata, "Kami pernah menyaksikan beberapa jenazah, maka kami tidak menyaksikan mereka kecuali dalam keadaan menangis. Demikianlah rasa takut mereka kepada Allah SWT."

Ketika saudara Malik bin Dinar meninggal, Malik keluar mengikuti jenazahnya dengan menangis seraya berkata, "Demi Allah, aku tidak terhibur hingga aku tahu ke mana engkau kem-bali, dan aku tidak tahu selagi aku masih hidup."

Seorang shalih berkata, "Aku berjalan bersama Sufyan ats-Tsauri , tiba-tiba seorang pengemis datang kepadanya, sedangkan dia tidak memiliki sesuatu untuk diberikan, maka Sufyan me-nangis. Aku bertanya, 'Apakah yang membuatmu menangis?' Dia menjawab, 'Suatu musibah bila seseorang mengharapkan ke-baikan darimu tapi ia tidak mendapatkannya'."

~ 10 SeBAb TuRUn RAhMAt AlLAh S.W.T

Posted by ahmad bukhori


Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Pemberi rahmat (kasih sayang). Bahkan sayangNya terhadap hamba-hambaNya lebih dari sayangnya seorang ibu kepada anaknya. Dengan kasih sayangNya, Dia menciptakan kita. Dengan rahmatNya, Dia memberikan rizki kepada kita. Dengan rahmatNya, Dia memberikan kesehatan kepada kita. Dengan rahmatNya, Dia memberikan makan dan minum, pakaian serta tempat tinggal kepada kita. Dengan rahmatNya, Dia menunjukkan kita kepada Islam dan Iman serta amal shalih. Dengan rahmatNya, Dia mengajarkan kepada kita apa yang tidak kita ketahui. Dengan rahmatNya, Dia memalingkan kejahatan musuh-musuh dari diri kita. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya Allah Ta’ala membela orang-orang yang telah beriman.” (QS. al-Hajj: 38). Dengan rahmatNya, Dia menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,. Dengan rahmatNya, Dia memasukkan hamba-hambaNya yang beriman dan yang beramal shalih ke dalam surga. Dengan rahmatNya, Dia menyelamatkan mereka dari Neraka.Segala sesuatu semuanya adalah berkat rahmat Allah Ta’ala. Oleh karenanya seorang muslim perlu mengetahui faktor penyebab, Allah Ta’ala memberikan rahmat kepada makhlukNya, yaitu:

* 1. Berbuat Ihsan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala dengan menyempurnakan ibadah kepadaNya dan merasa dimonitor (diawasi) oleh Allah Ta’ala, bahwasanya kamu beribadah kepada Allah Ta’ala, seolah-olah kamu melihatNya, maka jika kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu, dan berbuat baik kepada manusia semaksimal mungkin, baik dengan ucapan, perbuatan, harta, dan kedudukan. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. al-A’raf: 56)

* 2. Dan di antara sebab-sebab yang paling utama untuk mendapatkan rahmat Allah Ta’ala adalah bertakwa kepadaNya dan menaatiNya dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, seperti mengeluarkan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya (Mustahiq), beriman dengan ayat-ayat Allah swt, dan mengikuti RasulNya. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami. (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi.” (QS. al-A’raf: 156, 157)

* 3. Kasih sayang kepada makhluk-makhlukNya baik manusia maupun binatang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang-orang yang penyayang, maka Allah Ta’ala akan menyayangi mereka (memberikan rahmat kepada mereka), sayangilah/ kasilah penduduk bumi, niscaya penduduk langit akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)

Dan hal itu lebih ditekankan lagi kepada orang-orang fakir dan miskin yang sangat membutuhkan. Sedangkan balasan (ganjarannya) sesuai dengan perbuatan, sebagaimana kita berbuat baik, maka kita akan mendapatkan balasan dari kebaikan tersebut.

* 4. Beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Baqarah: 218).

Maka orang-orang yang beriman selalu mengharapkan rahmat Allah Ta’ala setelah mereka melaksanakan sebab-sebab mendapatkan rahmat yaitu iman, hijrah, dan berjihad di jalan Allah Ta’ala. Adapun hijrah meliputi berpindah dari negri syirik ke negri Islam dan meninggalkan apa yang dilarang Allah Ta’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Ta’ala.” (Muttafaq ‘alaih).

Sedangkan jihad mencakup jihad melawan hawa nafsu dalam menaati Allah Ta’ala, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Orang yang berjihad adalah orang yang memerangi hawa nafsunya dalam menaati Allah Ta’ala.” (HR. al-Baihaqi).

Sebagaimana jihad meliputi pula jihad melawan setan dengan menyelisihinya dan bersungguh-sungguh untuk mendurhakainya dan jihad dalam memerangi orang-orang kafir dan jihad terhadap orang-orang munafik dan pelaku-pelaku maksiat baik dengan tangan, kemudian (jika tidak mampu) dengan lisan, kemudian (jika tidak mampu juga), maka dengan hati.

* 5. Mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menaati Rasulullah Ta’ala, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. an-Nur: 56).

* 6. Berdo’a kepada Allah Ta’ala untuk mendapatkannya dengan bertawasul dengan nama-namaNya yang Maha Pengasih (ar-Rahman) lagi Maha Penyayang (ar-Rahim) atau yang lainnya dari nama-namaNya yang Agung/ Indah, seperti kamu mengatakan, “Ya Rahman (Wahai Yang Maha Penyayang), sayangilah aku (rahmatilah aku), ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmatMu yang luas yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni dosaku dan menyayangiku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (QS. al-Kahfi: 10).

Dan Allah Ta’ala juga berfirman, artinya, “Hanya milik Allah asma`u al-Husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asma`u al-Husna itu.” (QS. al-A’raf: 180).

Maka hendaklah seseorang memohon setiap permintaannya dengan nama yang sesuai dengan permintaannya itu untuk mendapatkannya. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdo’alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’.” (QS. al-Mu’min: 60).

Dan firman Allah Ta’ala lainnya, artinya, “Dan katakanlah, ‘Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik.” (QS. al-Mu’minun: 118).

Sungguh Allah Ta’ala telah menyuruh (kita) berdo’a dan menjamin ijabah (mengabulkan do’a tersebut) dan Dia Maha Suci yang tidak pernah mengingkari janji.

* 7. Mengikuti al-Qur`an al-Karim dan mengamalkannya. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan Al-Qur`an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS. al-An’am: 155).

* 8. Menaati Allah Ta’ala dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. Ali ‘Imran: 132).

* 9. Mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang ketika dibacakan al-Qur`an al-Karim. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan apabila dibacakan Al-Qur`an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. al-A’raf: 204).

* 10. Istighfar, memohon ampunan dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. an-Naml: 46). Wallahu a’lam.

> Sumber:
Diterjemahkan dari Kitab “An-Nuqath al-‘Asyarah adz-Dzahabiyah”,
Syaikh Abdur Rahman ad-Dusari. [alsofwah]